Desa Wisata Penglipuran adalah salah satu desa tradisional Bali yang masih terjaga keasliannya. Desa ini terletak di Kabupaten Bangli, Bali, dan merupakan salah satu destinasi wisata budaya yang populer di Bali. Wisata Desa Penglipuran menjadi pilihan favorit para wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat Bali yang masih memegang erat tradisi dan adat istiadat.

Berikut ini akan dijelaskan lebih dalam tentang Desa Penglipuran, dari sejarahnya hingga keindahan arsitektur Bali yang autentik yang dapat ditemukan di sana.

Desa Penglipuran memiliki sejarah yang sangat unik. Konon, pada abad ke-16, para pemimpin desa melakukan perjalanan ke wilayah timur Bali untuk mencari air yang lebih bersih. Mereka kemudian menemukan sebuah sumber mata air di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kintamani. Pemimpin desa kemudian memutuskan untuk memindahkan desa ke dekat sumber mata air tersebut. Desa baru ini kemudian dinamakan Penglipuran, yang dalam bahasa Bali berarti “tempat hidup yang sejuk dan sehat”.

Arsitektur Desa Penglipuran

desa wisata penglipuran bali
Source: Google Maps | Santa Dan

Desa Penglipuran terkenal dengan keindahan arsitektur Bali yang autentik. Desain rumah-rumah di desa ini didasarkan pada konsep Tri Hita Karana, yang berarti keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Rumah-rumah di desa ini terbuat dari bahan-bahan alami seperti kayu, batu, dan anyaman bambu. Di dalam rumah, terdapat halaman terbuka dan dapur yang diletakkan di bagian belakang rumah.

Kegiatan Wisata di Desa Penglipuran

Desa Penglipuran
Source: Google Maps | Mario Aristo

Desa Penglipuran menawarkan berbagai kegiatan wisata yang menarik. Wisatawan dapat mengunjungi rumah tradisional Bali dan belajar tentang kehidupan sehari-hari masyarakat di sana. Selain itu, wisatawan dapat menikmati keindahan alam dengan berjalan-jalan di sekitar desa dan menikmati pemandangan sawah yang indah.

Selain menikmati keindahan arsitektur dan lingkungan di Desa Penglipuran, wisatawan juga dapat menikmati berbagai kegiatan wisata yang ditawarkan di sana. Salah satu kegiatan yang paling populer adalah belajar membuat anyaman bambu. Anyaman bambu merupakan kegiatan yang sangat populer di Bali dan menjadi salah satu keahlian yang diwarisi secara turun-temurun oleh masyarakat Bali. Wisatawan dapat belajar membuat anyaman bambu dari para pengrajin yang sudah mahir dan terampil.

Selain belajar membuat anyaman bambu, wisatawan juga dapat mencoba makanan khas Bali yang disajikan di restoran-restoran di sekitar Desa Penglipuran. Makanan khas Bali yang paling terkenal adalah babi guling, tetapi wisatawan juga dapat mencoba berbagai hidangan lain seperti nasi campur, ayam betutu, dan sate lilit.

Wisatawan juga dapat mengunjungi pura-pura yang ada di Desa Penglipuran. Pura Adat Penglipuran merupakan pura terbesar di desa ini dan merupakan tempat pemujaan bagi masyarakat setempat. Wisatawan dapat menikmati keindahan arsitektur dan seni ukir yang ada di pura ini.

Konservasi Lingkungan dan Budaya Desa Penglipuran

Pemerintah dan masyarakat setempat berusaha untuk mempertahankan keaslian Desa Penglipuran dan menjaganya dari pengaruh modernisasi yang dapat merusak keindahan dan keaslian desa. Konservasi di Desa Penglipuran termasuk pelestarian lingkungan, pelestarian budaya, dan pengembangan ekonomi yang berkelanjutan.

Beberapa upaya konservasi yang dilakukan adalah dengan mempromosikan desa sebagai destinasi wisata budaya yang berkelanjutan dan mendukung produksi kerajinan tangan yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti anyaman bambu dan kayu. Selain itu, masyarakat setempat juga dilibatkan dalam pengelolaan wisata dan mendapat manfaat dari pendapatan pariwisata.

Desa Penglipuran sangat memperhatikan konservasi lingkungan dan budaya. Desa ini memiliki sistem pengelolaan sampah yang sangat baik dan mengedukasi masyarakat setempat untuk membuang sampah dengan benar. Selain itu, Desa Penglipuran juga memperhatikan konservasi air dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Desa Penglipuran juga mempertahankan tradisi dan budaya Bali yang autentik. Masyarakat setempat masih mempraktikkan upacara-upacara adat Bali seperti Nyepi dan Galungan. Selain itu, Desa Penglipuran juga mengadakan festival budaya setiap tahunnya yang dihadiri oleh ribuan wisatawan.

Tips Mengunjungi Desa Wisata Penglipuran

Desa Penglipuran adalah salah satu destinasi wisata di Bali yang terkenal dengan keindahan arsitektur tradisional Bali dan kebersihan lingkungannya. Desa ini merupakan salah satu desa wisata yang memiliki banyak pengunjung setiap tahunnya. Akan tetapi, seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung, Wisatta Desa Penglipuran menghadapi beberapa masalah, seperti kerusakan lingkungan dan budaya setempat. Oleh karena itu, bagi kalian yang mau berkunjung, berikut bebarapa tips yang perlu kalian ketahui.

1. Mempelajari Budaya Setempat Sebelum Mengunjungi

Sebelum mengunjungi Desa Penglipuran, para wisatawan disarankan untuk mempelajari budaya setempat terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghormati dan memahami budaya setempat serta dapat membantu mengurangi risiko tindakan yang tidak sopan selama di Desa Penglipuran. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah membaca buku tentang kebudayaan Bali atau berbicara dengan orang-orang yang pernah mengunjungi desa ini sebelumnya.

2. Menghargai Kebudayaan Setempat

Setelah mempelajari budaya setempat, para wisatawan harus memastikan bahwa tindakan mereka selama di Desa Penglipuran tidak melanggar kebudayaan setempat. Misalnya, wisatawan harus menghindari mengenakan pakaian yang tidak pantas saat mengunjungi pura atau mengganggu prosesi upacara adat Bali. Wisatawan juga harus menghormati kebijakan setempat, seperti meminta izin kepada warga setempat jika ingin mengambil foto atau video di sekitar desa.

3. Menjaga Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan

Desa Penglipuran terkenal dengan kebersihan dan kelestarian lingkungannya. Oleh karena itu, para wisatawan harus menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan. Para wisatawan juga harus menghindari memetik bunga atau tanaman di sekitar desa. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan setempat.

4. Berbelanja di Toko Lokal

desa penglipuran bali
Source: Google Maps | Matthew One

Salah satu cara untuk membantu masyarakat setempat adalah dengan membeli produk-produk lokal di toko-toko di sekitar desa. Wisatawan dapat membeli berbagai jenis kerajinan tangan, seperti anyaman bambu atau ukiran kayu. Dengan membeli produk-produk lokal, wisatawan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar.

5. Membawa Air Minum Sendiri

Di Desa Penglipuran, tidak banyak tersedia fasilitas umum seperti warung atau tempat jual makanan dan minuman. Oleh karena itu, para wisatawan disarankan untuk membawa air minum sendiri. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga membantu menjaga kesehatan para wisatawan.

6. Menghormati Warga Setempat

Demikian informasi mengenai Desa Wisata Penglipuran: Keindahan Arsitektur Bali yang Autentik. Apakah kalian tertarik menunjunginya? Jangan lupa share artikel ini dan tetap ikuti Blog Yudism ya, untuk informasi wisata menarik lainnya. See ya!

Saat mengunjungi Desa Penglipuran, para wisatawan harus menghormati warga setempat dan tidak mengganggu aktivitas mereka. Para wisatawan harus menjaga sopan santun dan menghindari tindakan yang dapat mengganggu kenyamanan warga setempat.